KISAH PENJUAL KLEPON, eh CENIL

@salimafillah

Serba Serbi Ghazi, Sungguh terlalu perekayasa meme klepon yang lalu disebarkan dengan narasi memecah-belah. Lha jualan klepon sama kurma di mana kompetisinya? Tak ada kontaknya pula. Yang baca nama "Abu" dan langsung termakan gorengan, mari periksa sumbu. Kependekan maliihhh.

Yuk cerita soal penjual cenil dalam 'SANG PANGERAN dan JANISSARY TERAKHIR' aja yuk.

Sang ibu penjual cenil mendongak, lalu berkata, "Tolong pisangnya kamu antar ke suamiku di lapak pandai besi itu ya Dik. Ini uangnya ambil ke sini."

"Ya Mbakyu, satu benggol saja buat Panjenengan."

Sepeminum teh kemudian sang ibu menyumpalkan uang 3 benggol ke kantong si penjual pisang yang berisi jajanan. "Weh, kebanyakan ini Mbakyu", katanya.

"Tidak apa-apa. Buat beli jajanan untuk anakmu, lho Dik. Lagi pula pisang segitu banyak ya ndak mungkin 1 benggol to?"

"Ndak. Memang harganya itu segitu, Mbakyu. Lha wong lirang terakhir. Jajanan untuk anak-anak saya juga sudah ada kok ini." Lalu uang itu dikembalikannya. Si Ibu ngotot memberikan lagi uang lebihan yang setara 5 sen itu. Si pria tersenyum geleng-geleng kepala. Dia berterimakasih dan pamit pergi.

Beberapa saat kemudian ketika si penjual cenil selesai berkemas, seorang penghuni pasar lain menghampirinya dengan menenteng wadah dari tanah liat. "Ini Mbakyu, gulai kambingnya."

"Lho, saya tidak pesan itu?"

"Lha tadi Masnya penjual pisang yang memesankan. Dia bilang tolong diracik sama dikasihkan kalau Panjenengan mau pulang. Katanya, si Sofiyawati putri Panjenengan suka gulai kambing."

"Masyaallah. Rejekinya si genduk ini, alhamdulillaah..."

“Alhamdulillah ya Mbakyu”, ujar si penjual bawang di sebelah yang tampak turut bahagia.

“Coba sini lihat wadah makan siangmu Dik...”

“Buat apa Mbakyu?”, dengan ragu dan bertanya-tanya dia ulurkan sebuah cobek tanah liat.

“Ini gulai sebanyak ini mana mungkin si genduk habis... Kubagi dua ya, separuh buat kamu.” Tanpa menunggu persetujuan, si ibu penjual cenil segera menuang gulai itu..

"O Allah... Rejeki. Alhamdulillaah.. Maturnuwun Mbakyu."