Mendidik Anak Lakilaki berkaca dari siroh Abdurrahman bin Auf

Oleh Daeng Wana

Serba-Serbi Ghazi-Ini hanya sekedar catatan pribadi atas insight yang dirasakan setelah membaca siroh Abdurrahman bin Auf, sahabat Rasulullah yang termasuk dalam 10 sahabat dijamin syurga. Akan membuka banyak peluang salah didalamnya atas kurangnya ilmu, mohon ingatkan jika dirasa ada kesalahan didalamnya.

https://ghazicorner.blogspot.com/?m=1

1. #Tanamkan_Izzah

Saat kaum Muhajirin dipersaudarakan dengan kaum Anshar, Abdurrahman bin Auf dipersaudarakan dengan Sa'ad ibnu Arrabil Alausari, seorang Anshar yang kaya raya.

Sa'ad berkata kepada Abdurrahman, "Saudaraku, aku seorang terkaya di Madinah. Ambillah separuh hartaku yang kau suka, aku juga memiliki dua istri, pilih yang kau suka, dan nikahilah!”

Lalu tentu sudah masyur kita ingat jawaban Abdurrahman bin Auf bukan? Jawabnya sederhana " Semoga Allah memberkahi keluarga dan hartamu. Tunjukkan saja dimana arah pasar"

Baca ulang sekali lagi jawaban beliau lalu resapi dan bawa pada alam kekinian. Jika saja Abdurrahman bin Auf seorang lelaki yang tidak memiliki izzah, tentu saja tawaran ini tidak akan dilewatkan, menggiurkan sekali bukan? Tanpa perlu berlelah-lelah ada seseorang yang dengan ikhlas membagi harta bahkan istrinya. 

Nah kehormatan seorang lelaki seperti Abdurrahman bin Auf inilah yang harus kita tanamkan pada anak lelaki kita, bahkan jika ada yang menawarkan harta kepadamu selama engkau sehat fisik dan rohani, bekerjalah!

2. #Bekali_Kemampuan_Diri

Nabi pernah ditanya, "penghasilan apa yang paling baik?" Maka beliau menjawab, "Apa yang dihasilkan orang dari pekerjaan tangannya dan semua jual beli mabrur"

Abdurrahman bin Auf mendatangi pasar dengan tangan kosong, namun karena ia menyadari kamampuan dirinya ada di bidang perdagangan, maka pasar menjadi tujuannya.

Rasulullah pernah mengatakan, "Jika Abdurahman membalik batu, maka dibaliknya adalah emas." 

Maka kenali bakat, potensi diri atau apapun istilahnya dari anak kita, hihihi PR banget ya 😘. Apa kenali saja cukup? Tentu sambil diarahkan, bahwa potensi yang dimilikinya bukan sekedar mendapatkan harta tapi bagaimana potensi itu dibingkai dengan aturan-aturan syariat.

Jual beli halal, tapi perhatikan, jual beli bisa jatuh pada perkara haram. Dan kalau bisa sih tanamkan jiwa berdagang pada anak kita, jangan sampai terbangun mindset di benak anak kita bahwa pedagang adalah pekerjaan yang dipandang sebelah mata.

Tidak sedikit kan hadits Rasulullah yang dengan jelas menyebutkan profesi berdagang ini 🙂.

3. #Nikahkan

Tidak lama setelah berdagang, Abdurrahman bin Auf sudah dapat mengumpulkan sedikit uang dari keuntungannya. Rasulullah bertanya, "apakah kamu sudah menikah?"

Abdurrahman menjawab "Benar, ya Rasulullah."

Nabi bertanya, "Dengan siapa?"

Abdurrahman menjawab, "Dengan wanita dari Anshar"

Nabi bertanya, "Berapa mahar yang kamu berikan?"

Abdurrahman menjawab "sebutir emas" (Maksudnya emas seperti dan seberat sebutir kurma)

Nabi menyuruhnya, "Adakan walimah, meskipun dengan seekor domba"

Lalu Abdurrahman mengundang kaum Muhajirin dan Anshar dalam suatu walimah sebagai pengumuman tentang perkawinannya.

Nah kalau saya melihat dari dialog ini, jadi PR kita setelah melihat sang anak sudah mampu menafkahi bukannya ditahan-tahan agar gak langsung nikah, apalagi dengan alasan "saya sudah capek-capek biayai sekolah abang jadi sekarang saat sudah kerja jangan buru-buru nikah ya, bantu biayai adik-adikmu" Atau dengan redaksi berbeda "Nanti ya nikahnya kalau sudah senangkan orang tua"

Ada ya yang kayak gitu? Ada, dan saya pernah mendengar langsung, saat itu pikir saya, masuk akal juga ya 🙈. Tapi ternyata makin kesini makin faham, bahwa menikah dan bertanggung jawab pada saudara dan orangtua (bagi anak laki-laki ya) adalah dua bab yang berbeda. 

Jika sebagai orangtua mampu menanamkan izzah kepada sang anak, insyaAllah sang anak akan paham tanggungjawabnya sebagai anak lelaki. "Eh nanti dia paham istrinya pelit bagaimana?" ini salah satu ketakutan beberapa orangtua, "nah itulah tugas kita sebagai orangtua menyeleksi calon mantu 😁" 

🤣 ya Allah baca ini kok yo, anak saya masih jelang 7 tahun 😅.

4. #Ringan_Keluarkan_Harta

Ini pelajaran lain dari kisah Abdurrahman bin Auf, memulai usaha dengan modal NOL, tanpa dibantu siapapun, tapi saat ia telah memperoleh kekayaan ringan saja baginya mengeluarkan harta-hartanya.

Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas Ra :

"Ketika Siti Aisyah Ra sedang dirumahnya dia mendengar suara gaduh menggema di kota Madinah. Aisyah bertanya, " Kejadian apa itu?"

Dijawab "Kafilah unta milik Abdurrahman bin Auf tiba dari Syam membawa segala macam barang sebanyak tujuh ratus unta"

Aisyah berkata, "Aku pernah mendengar Nabi bersabda: "Aku lihat Abdurrahman bin Auf memasuki surga dengan merangkak"

Ucapan Aisyah sampai kepada Abdurrahman, lalu dibagikannya seluruh hartanya, muatan dan segala isinya.

Ada banyak kisah para sahabat lainnya, semoga dengan berkaca dari kisah mereka, akan kita temukan hikmah-hikmah untuk kita terapkan pada diri dan keluarga kita.

Wallahu'alam.

Sumber literasi :

¹. 64 Sahabat Teladan Utama, Sygma Daya Insani

². 10 Orang dijamin Syurga, Gema Insani 




Pekanbaru, 19 Februari 2021

#CatatanEmakTricilZAM

#SekolahdiRumah

#HomeschoolingTricil

Post a Comment

0 Comments