Setahun Pertama Anak


Setahun Pertama Anak*
Setahun Pertama Anak

_Primary Narcissm._ Istilah ini saya dengar dari Diana Lea Baranovich, seorang play therapist Amerika Serikat yang sekarang bermukim di Malaysia.

Istilah ini dikenakan pada bayi usia 0-1 tahun yang memperoleh seluruh perhatian dari orang di sekitarnya. Perhatian ini menimbulkan rasa aman dan nyaman karena kebutuhan fisik dan psikologisnya terpenuhi dengan baik. Bagaimana tidak :

🌼 Saat lahir ia disusui dengan segera dalam pelukan ibu.

🌼 Ibu menyusui atau menyuapi makanan dengan tenang dan tidak melakukan aktivitas lain seperti menelpon atau mengobrol dengan orang lain.

🌼 Bayi diselimuti dengan selimut yang lembut dan hangat

🌼 Perawatan fisik, mandi, mengganti popok atau pakaian dilakukan dengan lembut dan tidak tergesa.

🌼 Distimulasi (bercakap-cakap, jalan) dengan wajah tersenyum dan bahagia.

🌼 Ketika terkejut oleh suara keras atau sesuatu yang mengejutkan, orang disekitarnya segera melindungi.

Pada usia satu tahun pertama ini anak harus diperlakukan bak raja. Karena ia memang belum berdaya dan masih memiliki ketergantungan penuh pada orang dewasa di sekitarnya. Kondisi ini yang menjadi fondasi tumbuhnya _trust_ atau sebaliknya _mistrust_ pada anak, dan merupakan modal dasar sehingga saat kemudian hari ia bisa berkembang menjadi seorang anak yang percaya diri, kreatif dan mudah berempati.

Bila anak pada usia lebih besar menuntut perhatian berlebihan dari lingkungannya --entah itu dengan kemanjaan berlebihan atau kenakalan yang memaksa orang memperhatikannya-- jangan-jangan ada kebutuhan pada usia satu tahun pertama yang belum terpenuhi.

Saya pernah mendengar beberapa ibu muda yang mengatakan begini _"waktu masih bayi sih gampanglah, bayi kan belum bisa ngapa-ngapain, jadi bisa ditinggal-tinggal, yang repot itu kan kalau sudah agak besar, banyak gerak dan banyak ngomong"_

Bunda dan Ayah, setiap periode perkembangan anak ada masa kritisnya, namun menganggap enteng satu tahun pertama dalam kehidupan manusia sehingga merasa tidak perlu memberikan perhatian penuh, sebetulnya amat beresiko terhadap pembentukan perilaku anak saat kemudian hari.


Sumber : Sebening Air Perigi Ananda, Yeti Widiati

Post a Comment

0 Comments