BAHAGIA DENGAN MEMBACA AL QURAN

https://ghazicorner.blogspot.com/
BAHAGIA DENGAN MEMBACA AL QURAN

By. Satria Hadi Lubis

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata:
"Tidaklah aku melihat sesuatu yang lebih memberikan nutrisi bagi akal dan jiwa, menyehatkan badan, dan mendatangkan kebahagiaan selain banyaknya seseorang dalam membaca Al Qur'an".

Kemudian seseorang bertanya: "Seberapa banyak kita harus membaca Al Qur'an..yaa syaikh?" 

Beliau menjawab: "Tergantung seberapa banyak kau membutuhkan kebahagiaan."

Masya Allah....ternyata ada korelasi yang kuat antara tingkat kebahagiaan dengan banyaknya membaca al Qur'an.

Al Qur'an adalah mukjizat dari Allah. Walau kita tidak mengerti apa yang dibaca, al Qur'an sudah mampu membuat para pembacanya bahagia. Apalagi kalau paham dan menghayati apa yang dibaca tentu kebahagiaan yang dirasakan akan jauh lebih besar lagi.

Itulah sebabnya, salah satu "hobi" para sahabat, ulama dan orang-orang sholih (rahimallah ajma'in) adalah rajin membaca al Qur'an.
Seperti yang dikutip Imam al-Nawawi dari Ibn Abu Dawud, ada berbagai pola para sahabat dan ulama dalam mengkhatamkan Al Qur'an. 

Berikut diantara pola-polanya:
-Dua bulan sekali
-Satu bulan sekali
-Sepuluh malam/hari sekali
-Dua hari sekali
-Sehari sekali
-Sehari dua kali atau tiga kali atau delapan kali Khatam.

Tradisi ini, menurut al-Nawawi tidak terlepas dari tuntunan Nabi Saw. 

Contoh diantara para sahabat dan ulama yang mengkhatamkan al Qur'an satu hari sekali adalah Usman bin Affan, Tamim ad-Dari, Sa’id bin Jubair, Mujahid, Imam al-Syafi’i, dan ulama lainnya.

Masih dalam catatan Imam al-Nawawi, sosok yang mampu mengkhatamkan al Qur'an sampaii tiga kali dalam sehari (riwayat lain bahkan mengatakan empat kali) adalah Sulaiman bin ‘Itr. Beliau adalah Qadhi (hakim negara) di Mesir pada masa Kekhalifan Mu’awiyah.

Sementara yang berhasil mengkhatamkan al Quran delapan kali sehari (empat di waktu siang dan empat di waktu malam) adalah Syaikh Abu ‘Utsman al-Maghribi. Guru dari seorang ulama besar Abu Abdurrahman as-Sulami. Nama yang terakhir ini terkenal dengan salah satu karyanya Thabaqaat as-Shufiyyah.

Bahkan, menurut Ibn Abu Dawud sendiri, ia memiliki riwayat kisah bahwa Mujahid, salah seorang tabi’in, mampu mengkhatamkan al Qur'an dari maghrib sampai isya’.

Sebenarnya, masih banyak lagi kisah-kisah yang menunjukkan kedekatan yang begitu intim antara para sahabat atau para ulama terhadap al Qur'an. 

Merekalah orang-orang yang paling berbahagia di dunia, sampai-sampai salah seorang di antara mereka, Fudhail bin Iyadh berkata : "Jika sekiranya para raja mengetahui kebahagiaan kami, niscaya mereka akan merebutnya walau dengan menggunakan pedang-pedang mereka (dengan paksa)."

Namun sayangnya, umat Islam jaman sekarang sudah lupa rumus kebahagiaan ini. Mereka malah mencari kebahagiaan dengan meniru orang-orang yang lalai dari mengingat Allah. Tertipu dengan ajakan mereka, bahwa jika ingin bahagia kita perlu musik, perlu kemewahan, perlu games, perlu populer, perlu yoga dan berbagai cara palsu lainnya yang diajarkan oleh mereka yang justru belum pernah merasakan kebahagiaan sejati.

Bukannya malah meniru para sahabat, ulama dan orang-orang sholih yang sudah terbukti memperoleh kebahagiaan sejati dengan rajin membaca al Qur'an.

Post a Comment

0 Comments