KEKUATAN NIAT

https://ghazicorner.blogspot.com/
KEKUATAN NIAT

Oleh : Rizky Ayu Wahana

Galau tak bertepi atas pengasuhan seperti apa yang sekiranya pas untuk dilakukan, adalah kami dulu. Khas orangtua milenial pada umumnya.

Apalagi bertebaran informasi yang menjadikan diri ini bak nahkoda namun terombang-ambing ditengah lautan karena tak memiliki kompas, pun tak mengerti prinsip arah mata angin. 

Fiuuhhhh, bersiap terhempas seperti kapas di tengah laut lepas.

Kemudian tersadar bahwa harus segera berubah. Meski ragu dan tak mengerti dari mana saya harus memulai. 

Menoleh ke kanan dan ke kiri, semua sibuk dengan kesibukan masing-masing.

Lalu saya dan suami bermuhasabbah bersama.

Sebelumnya, saya merupakan perempuan yang suka sekali bekerja (menganut sekte maskulinisme, wkwk). 

Apalagi sebagai asisten kepala badan disalah satu organisasi profesi, dimana jam kerja tidak dijadikan batasa.  Weekend atau bahkan saat tengah malam pun mesti ready untuk di calling saat ada masalahan. But I really enjoyed it.

Terlebih, penghasilan saya bisa dibilang cukup tinggi saat itu, di atas penghasilan suami.

Hingga dalam perjalanan, diakhir kehamilan anak pertama, saya off dari pekerjaan yang saya cintai. 

Mungkin suami cemburu dengan cintanya saya pada pekerjaan, beliau tak lagi izinkan saya bekerja. 

Jetlag? Jelas! Parah malah.

Tapi kemudian saya dipertemukan dengan satu kalimat yang menghujam dalam sebuah pertemuan yang diadakan oleh Depok HEbAT Community. 

Yang mengisi saat itu adalah Ustad Ferous, tentang Tazkiyatun Nafs. Dan point yang saya garis bawahi adalah saat ustad mengingatkan ikhwal NIAT.

Sepulang dari acara, saya dan suami bermuhassabah, dilanjut dengan membuat niat.

Berangkat dari niat, saya belajar menjadi pribadi yang qona'ah, dalam segala aspek, ekonomi terutama. 

Qodarullah, Allah mempertemukan saya dengan komunitas HEbAT yang kemudian saya 'geret paksa' suami untuk ikut serta. 

Awalnya doi gengsi dong, tapi saya buat seolah-olah untuk mengantar saya aja dulu, deh. Toh pada akhirnya doi jadi tau juga, lihat juga, denger juga materi yang disampaikan narsum pada beberapa event.

Alhamdulillah, doi jadi support dan sepertinya doi asik, open minded didalamnya. Kami belajar bareng, juga diskusi bareng.

Tahun demi tahun, ilmu sana sini, tentunya takkan berbuah hasil jika yang kami lakukan tidak jelas hulu dan hilirnya.

Dan ternyata, baru menyadari ada yang kurang kuat dari kami dalam proses selama ini, yaitu NIAT!

Kemudian kami bongkar kembali semua konsep ilmu dari mana-mana, kami susun dari awal tentunya dengan niat yang kuat untuk 'menjadi orangtua yang Allah inginkan'. 

Melepas pakaian egois sebagai orangtua yang barangkali masih menempel dari apa-apa yang tertanam dalam alam bawah sadar kami selama pengasuhan oleh orangtua kami masing-masing dulunya. 

Mulai memperdalam ilmu tentang apa-apa yang berbasis iman, siap berproses dengan kegagalan, berpacu dengan zaman, dan banyak hal lainnya.

Dan ketika kami membuka diri dengan niat kuat tadi, Allah mengirimkan titah-titah Nya dengan amat mengagumkan, begitu deras, sarat makna. Bahwasanya menggantungkan semua pada Allah itu terasa nyaman sekali. Saya sama sekali tidak terpikir ingin kembali bekerja seperti dulu lagi, tidak juga terpikir akan ekonomi yang membuat saya jadi merasa tidak memiliki apapun, tidak. 

Justru dampak dari qona'ah nya hati, adalah terbuka seluas-luasnya pintu rizki melalui tangan suami tercinta. Allahu Yaa Rahman, Yaa Rahiim... 🥰

Dan semua itu, berawal dari niat.
🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾

Penulis:
Amanahnya saat ini di Div. Media. Tinggal di Depok

Post a Comment

0 Comments