ALEMDAR MUSTAFA PASHA Perdana Menteri Daulah 'Utsmaniyah Yang Menjabat Dengan Waktu Singkat

ALEMDAR MUSTAFA PASHA Perdana Menteri Daulah 'Utsmaniyah Yang Menjabat Dengan Waktu Singkat

Oleh Salim Afillah


Serba Serbi Ghazi-Inilah lukisan wajah Alemdar Mustafa Pasha; Perdana Menteri Daulah 'Utsmaniyah yang menjabat singkat antara 29 July 1808 – 15 November 1808. Beliau adalah pendukung pembaharuan Sultan Salim III (1789-1807), penentang Sultan Mustafa IV (1807-1808), dan harus terkorban di masa Sultan Mahmud II (1808-1839).

Bagaimana kisah beliau sebagai Ayah Nurkandam Pasha dan Nuryasmin dalam novel 'SANG PANGERAN dan JANISSARY TERAKHIR'? Berikut sebuah petikan perbincangan dari Bagian ke-15:

“Di dalam salah satu suratnya”, ujar Nurkandam, “Ayah menulis bahwa negara-negara Eropa menjadi kaya-raya, hingga mampu membangun angkatan perang yang sangat kuat untuk mondar-mandir di berbagai sudut dunia karena telah lebih dari 2 abad menguasai wilayah sumber rempah-rempah."

"Jazirah-jazirah yang tergambar dalam peta Katib Celebi Pasha dari pertengahan abad ke-17; Sumatra, Jawa, Brunai, Sulabesi, Jaziratul Muluk, hingga Jaziratul ‘Uryan adalah negeri kaum muslimin. Kesultanan Aceh di Sumatra dan Kesultanan Mataram di Jawa misalnya, sejak dulu menghendaki kuasa mereka berada di bawah naungan restu dan perlindungan kekhalifahan. Tapi selama 2 abad kita mengabaikan mereka, membiarkan mereka berjuang sendirian menghadapi kongsi-kongsi dagang kaum salib dan negara-negara Eropa yang rakus. Sedikit-demi sedikit wilayah mereka pun terrenggut dan keimanan mereka kian terancam.”

“Betul. Itulah yang membuatnya memikirkan gagasan tergila sepanjang sejarah Daulah ‘Utsmaniyah”, tukas Murad. “Mengirim pasukan Janissary ke Kepulauan Rempah-rempah. Gila! Gila! Gila!”

“Dengan itu beliau hendak menyelesaikan beberapa soal sekaligus. Pertama mengatasi kejumudan dan pembusukan Janissary. Yang kedua menghilangkan bahaya Janissary bagi Sultan dan Sublime Porte. Yang ketiga membangun persekutuan dengan Kesultanan-kesultanan di timur yang akan membuat kita mampu menguasai dan mengamankan Samudera Ilahi. Yang keempat membuka kembali dan mengamankan jalur perdagangan purba Tiongkok-Nusantara-India-Eropa yang akan menjadi nadi baru bagi kemakmuran Daulah kita..”