Membangun Tim yang Solid

 

Bismillahirrahmanirrahim..

Terkadang kita membutuhkan orang lain untuk mencari solusi terhadap permasalahan yang sedang kita hadapi. Mungkin bisa saja kita merasa bisa menyelesaikan sendiri dan memang ada yang berhasil, tetapi coba kita evaluasi kembali. Apakah selama ini permasalahan yang sama selalu saja berulang? Jika iya maka tentunya kita membutuhkan orang lain untuk penyelesaiannya. Kita butuh tim agar permasalahan tersebut bisa diselesaikan dan sekaligus bisa menjadi bagian dari solusi terhadap oranglain di luar sana yang memiliki permasalahan yang sama dengan kita. Oleh karena itu, selanjutnya yang akan kami lakukan di kelas Ibu Pembaharu ini adalah Membangun Tim yang Solid. Bagaimana caranya? Yaitu dengan berkampanye di social media terkait permasalahan kita tersebut dan kita mengajak siapa yang mau bergabung untuk menjadi bagian dari solusi. Diantara orang yang bisa menjadi tim kita adalah:

-          Mereka yang punya permasalahan yang sama

-          Mereka yang punya kepedulian yang sama

-          Yang mempunyai pengaruh terhadap permasalahan tersebut

-          Yang punya keterampilan berbeda dengan kita tetapi dibutuhkan untuk tim

-          Yang mempunyai antusias menjadi bagian dari solusi

Dan mulailah kembali Mak Ghazi tebar pesona di FB (setelah sekian lama off, hihi) dengan berusaha seoptimal mungkin membuat narasi yang menarik agar ada yang mau bergabung dengan tim aku. Bisa cek di link ini ya : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=6080866995258597&id=100000060717206

 

Proses membuat narasi ini cukup panjang dan lumayan menguras pikiran, hehe. Karena jujur saja awalnya aku bingung mau ngapain selanjutnya, mau diapakan sih si masalah ini? Akupun kembali menggali – gali problem statemen dan  akar masalahku, hingga akhirnya aku paham salah satunya bersumber dari Inner child. Kubaca lagi review dan hasil konseling singkat bersama Buddyku di saat pekan umpan balik jurnal kemaren, dimana beliau ternyata adalah psikolog dan tentu saja sangat paham dengan permasalah itu, maka yang terpikirkan saat ini adalah terkait menyembuhkan luka pengasuhan dengan Rilis emosi. Aku ingat pernah dikasih materi tentang rilis emosi oleh Buddyku yaitu dengan menulis jurnal harin. Maka bismillah aku akan fokus untuk rilis emosi ini dengan menulis jurnal harian didampingi tim yang satu-satunya dan sangat setia #Eaaa, My Lovely hubby. Di tim ini beliau berperan sebagai alarm (terutama saat nantinya aku mulai malas menulis) dan admin blogger dimana aku akan posting jurnal tersebut, lebih tepatnya proses selama menulis jurnal, karena jurnalnya berbentuk buku yang sudah dicetak (dibeli).


Dua hari setelah kampanye di Fb, aku masih mengira bahwa tim ini hanya akan berisi 2 orang saja, hingga di siang harinya salah saorang kakak senior satu kost dengan aku dulu sewaktu masih kuliah, menghubungi dan menyetakan diri ingin bergabung. Kukira beliau hanya sekedar mau bertanya dan ingin tahu saja, tetapi ternyata beliau serius. Masya Allah, aku yang jadinya terharu dan merasa nggak PD. Kujelaskan dengan singkat tentang program di timku ini, dan beliaupun malah semakin semangat ingin menjadi ambil bagian. Bismillah, kita sama – sama belajar untuk menjadi Ibu yang lebih baik ya kak, semangat !!!

Berhubung permasalahn kami ini terkait dengan emosi dan perasaan #Eaaaa, jadi menurutku skill yang paling di butuhkan saat ini adalah sebagai berikut :



Secara umum, Tugas dan Peran yang akan kami jalani di tim ini adalah sebagai berikut :

 


Semangat menjadi Ibu yang Bahagia teman – teman.. mari menjadi bagian dari solusi !

 

#Materi2

#MembangunTimyangSolid

#IbuPembaharu

#BundaSalihah

#dariRumahuntukDunia

#Hexagoncity

#InstitutIbuProfesional

#SemestaKaryauntukIndonesia

Post a Comment

0 Comments